Hello there. Test link

Negara yang Memiliki Bentuk Perbatasan Wilayah yang Aneh Part 1: Timor Leste

6 min read
Peta Dunia

Salah satu syarat berdirinya suatu negara adalah adanya wilayah negara tersebut. Dengan adanya wilayah, maka muncul kemungkinan negara itu akan berbatasan dengan negara lain. Hal ini yang biasa terjadi di negara-negara yang menempati daratan utama maupun yang berada di pulau/kepulauan. Meskipun beberapa negara kepulauan menikmati ekslusifitas menempati sebuah wilayah penuh tanpa berbatasan langsung dengan negara lain seperti Madagaskar, Islandia, Singapura, dll. Bahkan Australia cukup beruntung karena menempati satu benua sendirian tanpa ada tetangga di samping pagar rumahnya langsung.

Prinsip Uti Possidetis Juris

Peta Wilayah Kolonial Akhir Imperialisme
Peta Indonesia Tahun 1953 dan wilayah-wilayah tetangganya. Sumber: Kompasiana


Adanya sebuah wilayah menimbulkan kemungkinan berbatasan dengan lain sehingga diperlukan garis-garis batas wilayah yang jelas antarnegara yang berbatasan. Hal yang unik bisa terjadi ketika wilayah suatu negara tidak terletak pada satu wilayah utama saja, namun munculnya wilayah negara berupa ekslave dan enklave yang tidak terhubung langsung dengan wilayah utama. negaranya. Salah satu bentuk fenomena ini dapat kita lihat pada perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Wilayah NKRI setelah merdeka ditentukan dengan prinsip Uti Possidetis Juris. Prinsip ini digunakan untuk menentukan batas wilayah sebuah negara yang sebelumnya dijajah. Yakni, batas wilayahnya mengikuti batas wilayah ketika negara tersebut masih dijajah. Artinya, untuk konteks Indonesia, batas wilayahnya mengikuti batas wilayah ketika masih berstatus Hindia Belanda. Pun demikian dengan Timor Leste yang mengikuti batas wilayah saat masih menjadi koloni Portugis.

Akibatnya, Indonesia sebagai "pewaris" wilayah kolonial Belanda kini berbatasan langsung dengan Timor Leste sebagai "pewaris" wilayah kolonial Portugis. Namun, wilayah yang saling berbatasan darat langsung di Pulau Timor itupun tidak berupa garis perbatasan tunggal saja. Melainkan ada sebuah wilayah Timor Leste yang terpisah dari wilayah utamanya. Wilayah eksklave Distrik Oeccuse-Ambeno terpisah di sebelah barat wilayah utama negara Timor Leste. Hal ini yang mengakibatkan perbatasan Indonesia-Timor Leste terlihat lebih rumit dibandingkan dengan negara lainnya yang berbatasan dengan Indonesia dan Timor Leste karena adanya ekslave Oecusse. 

Sejarah Singkat Pulau Timor

Sebelum kedatangan bangsa barat, Pulau Timor dikuasai oleh kerajaan besar yang bernama Kerajaan Wesei Wehali. Kerajaan ini membawahi banyak sekali kerajana-kerajaan kecil di seluruh pulau Timor. Setelah kerajaan Wesei Wehali dihancurkan oleh ekspedisi yang dilancarkan Portugis, maka dengan mudah kerajaan-kerajaan kecil dapat dikuasai oleh Portugis dan Belanda.

Selama berada di pulau Timor , Belanda dan Portugis selalu bermusuhan. Puncaknya terjadi pada tahun 1749. Terjadi perang besar antara Belanda dan Portugis yang dikenal dengan Perang Penfui. Peperangan dimenangkan pihak Belanda. Seusai perang, Portugis dan Belanda menandatangai Contract of Paravicini pada tahun 1755 yang membagi Pulau Timor menjadi dua bagian tanpa menyebutkan detail tapal batas yang ada.

Beberapa kali perundingan antara pihak Belanda dan Portugis terjadi namun mengalami kegagalan dalam menetapkan tapal batas. Akhirnya Belanda dan Portugis membawa masalah pertikaian perbatasan ke pengadilan Arbitrasi di Paris. Dalam keputusannya, Belanda menang atas daerah-daerah yang masih dipersengketakan. Setelah Indonesia merdeka, wilayah yang diklaim sebagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah wilayah bekas jajahan Hindia Belanda. Namun wilayah Timur masih dikuasai Portugis.

Terbaginya Pulau Timor 

Perang Portugis - Belanda
Pertempuran Portugis - Belanda. Sumber: Brewminate

Terletak di Pulau Timor bagian barat yang terpisah dari wilayah utamanya, lantas kenapa wilayah Oecusse Ambeno malah masuk ke negara Timor Leste dan bukan ke Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mundur ke belakang dan melihat kembali sejarah sebelum terbentuknya negara Indonesia dan Timor Leste. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa wilayah indonesia dulunya adalah bekas jajahan Belanda sedangkan Timor Leste adalah bekas jajahan Portugis. Dalam sejarahnya, sekitar abad ke-16, bangsa Portugis pertama kali mendarat di Pulau Timor di daerah Pante Makasar. Orang-orang Portugis mendirikan pemukiman permanen pertama mereka di Desa Alifao, atau yang saat ini lebih dikenal dengan nama Desa Lifau.

Mulai tahun 1642, ekspedisi militer yang dipimpin oleh Francisco Fernandes dari Portugis berlangsung.
Tujuan ekspedisi ini adalah untuk melemahkan kekuasaan raja-raja Timor, dan hasilnya ekspedisi ini berhasil memperluas pengaruh Portugis ke pedalaman wilayah pulau Timor. Tahun 1651, Belanda menyerbu kupang di ujung barat Pulau Timor dan berhasil menguasai separuh wilayahnya. Menanggapi pergerakan yang dilakukan oleh Belanda, pemerintah Portugis kemudian memindahkan pos perdagangan dan pusat kolonial mereka dari Flores ke Lifau.

Pada era ini Lifau kemudian berfungsi sebagai pusat kegiatan kolonial Portugis. Pada tahun 1702, Portugis secara resmi menyatakan bahwa Pulau Timor adalah bagian dari koloni Portugis dan mengubah namanya menjadi Timor Portugis, dengan Lifau sebagai ibukotanya. Namun klaim Portugis atas wilayah timor ini tidak diakui oleh Belanda, mengingat bahwa Belanda juga memiliki pengaruh yang cukup besar di wilayah tersebut. Perebutan kekuasaan antara Portugis dan Belanda atas Pulau Timor ini tetap berlangsung. Hingga akhirnya pada tahun 1859, melalui perjanjian Lisbon, Belanda dan Portugis membagi wilayah Pulau Timor, dimana wilayah Timor Barat di kuasai Belanda, dan wilayah Timor Timur menjadi milik Portugis.

Sementara itu, khusus untuk wilayah Oecusse, meskipun wilayahnya ini berada di Timor Barat, Portugis tetap bersikeras untuk mempertahankannya. Karena wilayah ini adalah tempat dimana bangsa Portugis pertama kali mendarat di Pulau Timor. Portugis merasa bahwa wilayah yang pertama kali didudukinya harus tetap dikenang dan dipertahankan.

Garis-garis perbatasan definitif untuk wilayah Oecusse sendiri baru diselesaikan pada tahun 1916 melalui sebuah perjanjian yang dilakukan di Kota Den Haag. Terlepas dari pendudukan Jepang selama periode Perang Dunia II, batas-batas definitif di wilayah ini masih tetap tidak berubah. Bahkan ketika terintegrasi sebagai bagian dari Indonesia, wilayah Oecusse ini tetap diadministrasikan sebagai bagian dari provinsi Timor Timur, seperti halnya sebagai bagian dari Timor Portugis.

Selama menjadi bagian dari indonesia, distrik eksklave Oecusse-Ambeno ini bernama Kabupaten Ambeno dengan ibukotanya yang bernama Pante Makasar. Setelah Timor Leste berdiri menjadi sebuah negara sendiri, wilayah ini pun masuk menjadi salah satu wilayahnya dengan nama Distrik Oecusse-Ambeno. Menurut konstitusi Timor Leste tahun 2002, wilayah Oecusse-Ambeno diatur sebagai daerah dengan administratif khusus dan juga sebagai zona khusus ekonomi pasar sosial Timor Leste. Yang kemudian menjadikan daerah ini sebagai satu-satunya daerah adminstratif khusus di negara Timor Leste. Karena wilayahnya yang terpisah dari daratan utama, warga Oecusse yang ingin berkunjung ke wilayah utama Timor Leste harus menggunakan pasport, dikarenakan mereka akan melewati pos perbatasan dengan negara Indonesia. sedangkan jika perjalanan mereka melalui melalui jalur laut atau udara, penduduk Oecusse tidak perlu menggunakan Paspor


Ada Apa Saja di Distrik Oecusse-Ambeno?

Distrik Oecusse-Ambeno
Peta Distrik Oecusse-Ambeno

Distrik Oecusse-Ambeno atau yang secara resmi disebut sebagai daerah administratif khusus Oecusse Ambeno adalah sebuah wilayah eksklave dari negara timor leste. Kenapa disebut sebagai eksklave? karena seperti yang kita lihat pada peta, wilayah Distrik Oecusse-Ambeno ini terpisah dari daratan utama timor leste. Seperti yang ditampilkan pada peta, wilayah Distrik Oecusse terletak di pantai utara bagian barat Pulau Timor, wilayahnya ini dipisahkan dari wilayah Timor Leste lainnya oleh wilayah Timor Barat, yang merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Distrik oecusse memiliki luas wilayah sekitar 813,6 kilometer persegi, dimana hampir seluruh wilayahnya ini dikelilingi oleh wilayah Indonesia, kecuali di bagian utara yang berhadapan dengan Selat Ombai. Daratan wilayah ini secara langsung berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur Jika melalui jalur darat, jarak dari ujung paling timur Distrik Oecusse ke wilayah timor leste adalah sekitar 70 kilometer. Data sensus penduduk tahun 2015 menyebutkan, Distrik Oecusse di huni oleh sekitar 68.913 jiwa penduduk.

Menariknya karena wilayahnya lebih dekat dengan wilayah Indonesia, kebanyakan penduduk Distrik Oecusse lebih fasih berbicara menggunakan Bahasa Dawan sebagai bahasa sehari-hari mereka dibanding menggunakan Bahasa Tetun, bahasa yang biasa digunakan di wilayah Timor Leste lainnya. Suku Dawan sendiri merupakan suku asli dan suku terbesar di wilayah Timor Barat. Selain bahasa, budaya di oecusse juga lebih condong ke budaya Nusa Tenggara Timur daripada ke budaya Timor Leste.
 
Hello there

You may like these posts

Post a Comment